Senin, 23 Mei 2011

kualitas bibit jamur tiram

Salah satu faktor utama yang menentukan kualitas polibag jamur tiram adalah kualitas dari bibit jamur tiram putih itu sendiri. Bibit jamur tiram yang baik nantinya akan menghasilkan miselium jamur secara cepat dan berkualitas juga.
kami punya sedikit tips yang perlu diperhatikan dalam menghasilkan cara menggunakan bibit jamur tiram putih supaya menghasilkan polibag jamur tiram yang berkualitas unggul.

Bibit yang baik adalah berasal dari indukan yang baik pula
Tips pertama : kita harus sangat memperhatikan kualitas indukan yang akan digunakan untuk membuat PDA. Memang dalam mencari indukan ini sedikit sulit dan untung-untungan juga, karena kita hanya mengadalkan kasat mata saja. Harapannya memang indukan yang dipilih dalam membuat PDA itu mengandung spora jamur yang banyak sehingga PDA yang dihasilkan bisa tebal dan bagus miseliumnya.
Pengalaman kami dalam membuat PDA, dari beberapa botol PDA, kami benar-benar memilih PDA yang memiliki miselium tebal,
Miselium yang tebal pada PDA ini nantinya jika diturunkan, InsyaALLAH akan menghasilkan bibit F1 dengan kualitas yang cukup baik. Dan tentu saja selanjutnya dari kualitas bibit F1 yang baik akan menghasilkan bibit F2 dengan kualitas baik pula.


tips kedua :Pastikan dan catat turunan dari bibit yang ada
Sebelumnya mari kita samakan persepsi dahulu. PDA kami sebut dengan F0, selanjutnya turunan PDA yaitu F1, turunan F1 disebut F2.
Untuk menghasilkan polibag jamur yang baik, sebaiknya maksimal turunan ada di F2, memang jika kualitas F2 cukup baik, masih boleh diturunkan menjadi bibit F3, tetapi sebaiknya tetap terakhir turunan untuk menghasilkan baglog adalah dari bibit F2.

Tingkat kekuatan atau kerapatan miselium pada jamur tiram akan semakin menurun jika bibit jamur tiram diturunkan. Jadi pada PDA, tampak miselium jamur tiram yang merambat pada media agar sangat rapat dan halus.. ini hanya kasat mata saja, tetapi juga bisa diamati dengan menggunakan mikroskop. Selanjutnya jika diturunkan ke F1, tingkat kerapatan miselia jamur tiram akan berkurang, demikian seterusnya.

Yang sering jadi pertanyaan, apakah bisa bibit jamur tiram F1 langsung diturunkan ke polibag???. Menurut pengalaman kami jawabannya bisa, tetapi karakter tumbuh jamur tiram pada awalnya kecil-kecil, bergerombol dan tipis, jamur tiram baru tumbuh normal setelah panen ke-2.

tips ketiga : Gunakan media yang baik pada F2
Untuk membuat bibit jamur tiram F2 bisa menggunakan jagung, gabah, atau sisa gergajian. Dalam pengamatan kami, memang F2 yang menggunakan jagung perkembangan miselianya kuat, namun terkadang beresiko ketika di kumbung seringkali diganggu hama tikus. Tikus memakan bibit jagung yang terdapat pada polibag yang akhirnya menyebabkan polibag menjadi rusak. Bibit jamur tiram F2 yang menggunakan gabah dalam pengamatan kami kekuatan miselianya masih di bawah jagung, dan seringkali karena bentuknya lancip/tajam, beresiko menyebabkan plastik polibag menjadi lubang yang akhirnya memicu kontaminasi.
Karena sebab-sebab tersebut, kebanyakan pebudidaya menggunakan media sisa gergajian pada bibit jamur tiram F2 karena dirasa aman. Sebab kedua adalah, pada polibag media yang digunakan adalah media sisa gergajian, jadi jika bibit jamur tiram F2 nya juga gergajian, maka lebih sesuai.
Campuran F2 yang baik adalah menggunakan perbandingan jagung giling, bekatul, gergajian dengan perbandingan 1:2:3. Ini adalah formula dengan nutrisi yang cukup tinggi. Tingginya nutrisi ini akan teramati pada tebalnya warna putih miselia yang merambat. Kami sendiri untuk meyakinkan, terkadang menggunakan campuran konsentrat dengan rasio 1:2:1, walau resiko pembuatan cukup tinggi. Tetapi jika menggunakan autoclave dengan tekanan 2,5BAR selama 60 menit, InsyaALLAH tingkat kegagalan sangat rendah.
Bagi kami, F2 yang baik juga harus padat, sehingga miselia yang terdapat dalam botol sangat rapat dan kuat, ini nantinya akan tampak jika diinokulasikan ke baglog, dalam 1botol F2 yang padat bisa menghasilkan 40polibag bahkan lebih. polibag yang dihasilkanpun InsyaALLAH akan cepat membentuk miselia.

Perhatikan waktu inokulasi yang tepat
Waktu inokulasi bibit F2 ke polibag jamur tiram maksimal adalah 24 jam sejak dikeluarkan dari steamer. Suhu terbaik menurut pengalaman kami adalah di kisaran 38 derajat C atau masih agak hangat. Jika polibag jamur tiram sudah terlalu dingin saat diinokulasikan beresiko terhadap kegagalan.

Perhatikan usia bibit jamur tiram F1 dan F2
Bibit jamur tiram bisa dikatakan kadaluarsa atau kualitasnya berkurang jika sudah lebih dari 2 minggu sejak miselia mencapai 100% pada botol. Menurut pengalaman, usia maksimal adalah 1 minggu sejak miselia mencapai 100%, lebih dari itu kekuatan bibit jamur tiram sudah berkurang karena termakan oleh bibit jamur tiram itu sendiri. Menurut pengalaman kami, bibit jamur tiram dengan usia yang masih muda, baru mencapai 100% memiliki kekuatan yang baik untuk digunakan pada polibag. Bahkan jika pada botol, miselia masih mencapai 90%, itupun sudah bisa digunakan dan bibit jamur tiram ini memiliki kekuatan yang baik. Syaratnya jangan digunakan seluruhnya, gunakan hanya 50% dari isi botol, lalu tutup kembali dengan rapat dan disimpan. Ketika sisa bibit jamur tiram miselia sudah penuh, langsung habiskan. Cara ini dapat digunaka apabila kita ingin segera menggunakan walau bibit jamur tiram belum mencapai 100%.

bibit jamur tiram sisa setelah miselium mencapai 100%
Usia ini sangat penting untuk diperhatikan, dan juga bisa menjadi tips bagi Anda jika ingin membeli bibit jamur tiram.

Bibit jamur tiram F2 usia 3hari, 8hari, dan 15 hari


Sebaiknya jika membeli bibit jamur tiram, jangan yang kondisi sudah penuh, karena kita tidak tahu sudah berapa lama miselia tersebut penuh. Lebih baik bagi kita jika harus membeli bibit jamur tiram yang kondisi rata-rata 70% atau 80% saja.

Kebersihan atau sterilnya ruang inokulasi
Ini sangat penting, karena bisa jadi semua bibit jamur tiram sudah memiliki kualitas baik, tetapi karena ruang inokulasi kurang steril, malah bisa menyebabkan kegagalan. Karena itu baju yang kita gunakan pun sebaiknya baju khusus yang bersih, sebelum masuk ruang inokulasi, kita harus menyemprotkan tangan, kaki, baju kita dengan alkohol 70%. Dan dalam melakukan inokulasi, api pada bunzen juga harus diletakkan dekat dengan baglog untuk memastikan sterilisasinya.

CARI PRODUK